Didalam kegiatan transaksi di era sekarang banyak orang yang
melakukan kecurangan-kecurangan. Pada kecurangan tersebut banyak orang yang
mengalami kerugian akibat ulah orang yang mencari keuntungan dengan tindakan
yang salah. Oleh sebab itu muncullah sebuah teori untuk mengatasi masalah
tersebut, yaitu Teori Kontrak dan Tindakan Kolektif.
Teori Kontrak
Teori Kontrak adalah suatu kegiatan produksi yang terjadi antara
hubungan produsen serta konsumen. Neoklasik menjelaskan jika teori kontrak
merupakan kondisi yang dapat berjalan tanpa adanya biaya transaksi. Tetapi pada
nyatanya teori kontrak dapat berjalan dengan adanya biaya transaksi.
Konsep kontrak pada Ekonomi Kelembagaan Baru yang diutarakan oleh
Richter adalah mengenai konsep hak kepemilikan dalam hal yang lebih luas
dibandingkan dengan konsep hukum tentang kontrak. Kontrak sendiri juga
membutuhkan biaya transaksi dan membuatnya sulit untuk ditegakkan.
Klein (1980), berpendapat jika kontrak selalu tidak lengkap karena
adanya faktor-faktor berikut:
·
Ketidakpastian,
berakibat pada keterbukaan peluang besar bagi munculnya contingencies. Dan
dibutuhkan biaya yang dibilang besar untuk dapat mengidentifikasi seluruh
respon kemungkinan-kemungkinan ketidakpastian itu.
·
Kinerja
kontrak khusus, hal tersebut membutuhkan biaya yang digunakan sebagai
pengukuran.
Teori Tindakan Kolektif
Olson (1971), merupakan pelopor pertama dari teori tindakan
kolektif. Teori tindakan koletif ini bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah
yang ada dalam penunggang bebas atau free riders. Tujuan yang lainnya yaitu
untuk menciptakan jalan keluar pada pengelolaan sumber daya bersama maupun
penyediaan barang publik. Teori tindakan kolektif dapat disukseskan dengan
adanya keberagaman kepentingan tiap anggota kelompok. Dengan banyaknya
keberagaman, maka semakin sulit untuk dapat memformulasikan kesepakatan bersama
karena masing-masing anggota membawa kepentingannya masing-masing.
Titik kritis pada tindakan koletif adalah adanya kemungkinan pihak
yang lebih kecil untuk mengeksploitasi pihak yang lebih besar (Olson,
2001). Perkara tersebut dapat terjadi,
maka dari itu disarankan jika kepentingan kelompok bersifat homogen. Selain itu
Olson juga menyimpulkan jika keberhasilan tindakan koletif dapat terjamin
dengan adanya kelompok kepentingan mendapatkan keuntungan melebihi biaya
produksi keseluruhan. Tindakan koletif terencana adalah suatu cara dalam
mengatasi free-riders, bukan merupakan sumber munculnya free-riders.
Pilihan Rasional dan
Tindakan Komunikatif
Funsi pilihan rasional adalah sebagai suatu landasan eksistensi
tindakan koletif. Terdapat dua pendekatan pada pilihan rasional, yaitu:
·
Pendekatan
Kuat
Melihat
rintangan sosial dan kelembagaan sebagai produk dari tindakan sosial
·
Pendekatan
Lemah
Menempatkan
halangan sosial dan kelembagaan sebagai suatu kerangka yang berupaya
memaksimalkan keuntungan
Miller (1992) menyatakan jika dalam pendekatan kuat terdapat tiga
solusi internal, yaitu:
·
Perlu
solusi internak yang cukup kuat pada masalah free-riders
·
Menghiraukan
isu-isu politik dalam memotivasi orang0orang untuk berpartisipasi
·
Perlunya
kerjasama kondisional mutualisme
Selain itu pada pendekatan lemah terdapat dua solusi eksternal,
yaitu:
·
Otoritas
sentral yang tersedianya seleksi intensif pada pemberian penghargaan bagi
orang-orang yang ikut berpartisipasi pada tindakan kolektif. Serta memberikan
hukuman bagi orang-orang yang menolak untuk bergabung pada tindakan kolektif
(Olson, 1965).
·
Adanya
penekanan desentralisasi komunitas daripada otoritas sentral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar